Modul 4 - Sistem Penghitung Penumpang Bus Otomatis





Modul IV
Sistem Penghitung Penumpang Bus Otomatis

1. Pendahuluan [kembali]

Proyek Sistem Penghitung Penumpang Bus Otomatis ini dibuat untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses pencatatan jumlah penumpang di dalam bus. Dalam sistem transportasi umum, pendataan jumlah penumpang yang akurat sangat penting untuk mengetahui kapasitas kendaraan, mengoptimalkan operasional, serta meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengguna. Dengan adanya sistem otomatis ini, perhitungan jumlah penumpang dapat dilakukan secara real-time tanpa perlu campur tangan manusia, sehingga mengurangi potensi kesalahan dan mempercepat proses pengawasan.

Selain berfungsi sebagai alat penghitung, sistem ini juga dapat membantu pengemudi dalam memantau kondisi penumpang di dalam bus secara langsung. Ketika jumlah penumpang mencapai batas tertentu, sistem dapat memberikan tanda bahwa kapasitas bus telah penuh. Penerapan teknologi otomatis seperti ini diharapkan dapat mendukung modernisasi transportasi umum dan menjadi langkah awal menuju penerapan sistem transportasi cerdas yang lebih efisien dan terintegrasi.

2. Tujuan [kembali]
  1. Untuk merancang dan membangun sistem penghitung penumpang bus otomatis yang mampu mencatat jumlah penumpang secara real-time dan akurat.

  2. Untuk meningkatkan efisiensi pengawasan kapasitas penumpang bus tanpa perlu perhitungan manual oleh petugas.

  3. Untuk mendukung penerapan sistem transportasi cerdas (smart transportation) melalui otomatisasi berbasis sensor dan logika digital.


3. Alat dan Bahan [kembali]
  1. IC Gerbang OR 74LS32
  2. IC Counter 74192 
  3. IC Decoder 7448 

  4. Display 7-Segment 

  5. Op-Amp LM358
  6. Push Button
  7. Relay 5V
  8. LDR (Light Dependent Resistor) Sensor
  9. Infrared Sensor
  10. Resistor 220Ω–10kΩ
  11. Transistor BC547
  12. Dioda
  13. Potensiometer
  14. Lampu LED
  15. Breadboard
  16. Kabel Jumper
  17. Baterai 5V

4. Dasar Teori [kembali]

Sistem penghitung penumpang otomatis merupakan salah satu penerapan teknologi elektronika digital yang bertujuan untuk mempermudah proses pendataan jumlah orang secara otomatis. Prinsip kerjanya didasarkan pada deteksi keberadaan objek menggunakan sensor yang menghasilkan sinyal logika ketika seseorang melewati titik tertentu. Sinyal logika ini kemudian diolah oleh rangkaian digital untuk menambah atau mengurangi hitungan sesuai dengan arah pergerakan objek. Sistem seperti ini banyak diterapkan pada transportasi umum, gedung pintar, atau sistem parkir otomatis, karena mampu meningkatkan efisiensi dan keakuratan dalam memantau jumlah pengguna atau kendaraan tanpa perlu intervensi manual.

Sensor merupakan komponen penting dalam sistem otomatis karena berfungsi sebagai pendeteksi kondisi fisik lingkungan yang akan diubah menjadi sinyal listrik. Pada sistem penghitung penumpang bus otomatis, digunakan sensor infrared (IR) untuk mendeteksi pergerakan penumpang. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip pancaran sinar inframerah dari pemancar ke penerima, di mana sinar akan terputus ketika penumpang melewati jalur sensor. Perubahan ini kemudian diterjemahkan menjadi sinyal logika digital yang digunakan sebagai input pada sistem penghitung. Dengan penggunaan sensor IR, sistem dapat bekerja secara cepat dan akurat dalam mendeteksi setiap perubahan posisi objek di depan pintu bus.

Selain sensor IR, sistem ini juga dilengkapi dengan sensor LDR (Light Dependent Resistor) yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya di sekitar bus. LDR memiliki karakteristik resistansi yang berubah tergantung pada jumlah cahaya yang diterima — semakin terang cahaya, semakin kecil resistansinya, dan sebaliknya. Prinsip ini memungkinkan LDR digunakan sebagai sensor otomatis untuk mengatur pencahayaan di dalam bus. Ketika kondisi lingkungan mulai gelap, sistem akan memicu lampu LED untuk menyala sebagai penerangan tambahan. Penerapan LDR ini membantu menjaga kenyamanan dan keselamatan penumpang, khususnya saat malam hari atau dalam kondisi minim cahaya.

Dalam sistem digital, sinyal dari sensor tidak dapat langsung digunakan tanpa melalui tahap pengolahan logika. Oleh karena itu, diperlukan rangkaian penguat dan logika digital yang dapat menstabilkan serta mengatur arah sinyal sebelum dikirim ke penghitung. Logika digital menggunakan gerbang logika seperti AND, OR, dan NOT untuk menghasilkan keluaran sesuai kondisi tertentu dari masukan sensor. Dengan kombinasi logika yang tepat, sistem dapat menentukan kapan harus menambah atau mengurangi hitungan penumpang. Konsep ini mendasari sistem kendali otomatis modern, di mana keputusan diambil berdasarkan kombinasi logika yang dikendalikan oleh sinyal biner.

Salah satu bagian penting dalam sistem digital adalah counter atau penghitung, yaitu rangkaian yang digunakan untuk mencatat jumlah kejadian berdasarkan pulsa input. Counter dapat bekerja dalam dua arah, yaitu naik (up) dan turun (down), tergantung pada kondisi sinyal input. Dalam sistem penghitung penumpang bus, counter bertugas menambah nilai setiap kali sensor mendeteksi penumpang masuk, dan mengurangi nilai saat penumpang keluar. Nilai hitungan ini disimpan dalam bentuk bilangan biner yang kemudian dikonversi menjadi angka desimal untuk ditampilkan pada display. Counter digital menjadi komponen utama dalam sistem ini karena menentukan akurasi jumlah penumpang yang terdeteksi.

Agar hasil hitungan dapat dibaca dengan mudah oleh pengguna, sistem menggunakan display 7-segment sebagai alat penampil angka. Display ini bekerja berdasarkan prinsip penyalaan tujuh segmen LED yang tersusun membentuk angka 0–9. Data biner dari counter dikirim ke rangkaian pengonversi yang mengubah logika digital menjadi tampilan visual. Dengan adanya display, pengemudi atau petugas dapat secara langsung melihat jumlah penumpang di dalam bus tanpa perlu proses perhitungan manual. Sistem ini sangat membantu terutama dalam situasi dengan lalu lintas penumpang yang padat.

Selain berfungsi sebagai penghitung, sistem juga dilengkapi dengan relay yang bertindak sebagai saklar otomatis. Relay dapat digunakan untuk menyalakan indikator atau sistem peringatan saat jumlah penumpang mencapai batas maksimum. Misalnya, ketika bus sudah penuh, relay akan mengaktifkan lampu peringatan atau buzzer sebagai tanda bahwa kapasitas telah tercapai. Penggunaan relay menambah aspek keamanan pada sistem karena memungkinkan pengendalian perangkat listrik secara otomatis berdasarkan kondisi logika dari rangkaian penghitung.

Secara keseluruhan, sistem penghitung penumpang bus otomatis ini merupakan integrasi antara sensor, rangkaian logika digital, counter, dan perangkat indikator. Setiap komponen memiliki peran penting dalam memastikan sistem dapat bekerja dengan akurat dan responsif. Sistem ini tidak hanya membantu dalam pengelolaan transportasi umum, tetapi juga dapat menjadi dasar pengembangan teknologi smart system pada bidang lain seperti manajemen gedung, keamanan, dan sistem industri otomatis. Dengan penerapan prinsip elektronika digital dan sensorik, proyek ini menjadi contoh nyata penerapan teknologi dalam mendukung efisiensi dan modernisasi sistem transportasi masa kini.

5. Percobaan [kembali]

Komentar

Postingan populer dari blog ini