8.13 Summary Table
1. Pendahuluan [kembali]
Pengembangan Tabel 8.1 yang bertujuan memberikan perbandingan konfigurasi cepat serta menyediakan daftar parameter penting beserta persamaan tepat dan perkiraan nilai rentang untuk masing-masing. Tabel ini dirancang untuk mencakup sebagian besar konfigurasi yang umum dalam desain elektronika, meskipun tidak mencakup semua kemungkinan konfigurasi yang ada. Dengan menyediakan panduan tentang apa yang diharapkan dari berbagai konfigurasi dan kemungkinan jalur untuk mencapai hasil yang diinginkan, tabel ini menjadi alat yang berharga dalam memfasilitasi proses pemilihan konfigurasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan aplikasi elektronika yang spesifik.
2. Tujuan [kembali]
- Mengetahui rangkaian konfigurasi FET
- Mengetahui perbandingan nilai Zi pada konfigurasi FET
3. Alat dan Bahan [kembali]
A. Alat
- Baterai
Baterai adalah perangkat penyimpan energi yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik saat diperlukan. Spesifikasi baterai mencakup kapasitas (mAh atau Ah), tegangan, dan siklus hidup. Ada beberapa jenis baterai yang umum digunakan, termasuk baterai alkaline, lithium-ion, nickel-cadmium, dan lead-acid. Baterai alkaline umumnya terjangkau dan cocok untuk perangkat sehari-hari, sedangkan baterai lithium-ion lebih ringan, memiliki kapasitas tinggi, dan umum digunakan dalam perangkat mobile. Baterai nickel-cadmium memiliki siklus hidup yang baik dan tahan terhadap suhu ekstrem, sementara baterai lead-acid sering digunakan dalam kendaraan bermotor. Pemilihan jenis baterai tergantung pada kebutuhan aplikasi dan karakteristik kinerja yang diinginkan.
- Osiloskop
- Resistor
Resistor adalah salah satu komponen elektronik pasif yang membatasi arus yang mengalir dalam rangkaian dan bertindak sebagai penghubung antara dua komponen elektronik. Tegangan yang melintasi resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V = IR). Warna Resistor ini menggunakan Untuk mengetahui nilai resistor terdapat 2 cara yang dapat dilakukan
Di mana gelang pertama menunjukkan digit pertama, gelang kedua menunjukkan digit kedua, gelang ketiga menunjukkan angka pengali (dikalikan dengan digit pertama dan kedua), serta gelang keempat menunjukkan nilai toleransi. Dilansir dari Sciencing, nilai toleransi menunjukkan seberapa besar nilai terukur dari resistansi yang sebenarnya berbeda dari nilai teoritisnya dan dihitung menggunakan persentase.
- Ground
- Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor mempunyai satuan Farad dari nama Michael Faraday.
- Transistor unipolar
Transistor yang membawa muatan listrik berupa hole atau e- . Transistor unipolar ada dua tipe yaitu channel n dan Channel p dengan simbol
4. Dasar Teori [kembali]
Untuk memberikan perbandingan cepat antara konfigurasi dan menawarkan daftar yang dapat membantu karena berbagai alasan, Tabel 8.1 dikembangkan. Persamaan tepat dan perkiraan untuk setiap parameter penting disediakan dengan rentang nilai khas untuk masing-masing. Meskipun semua konfigurasi yang mungkin tidak ada, sebagian besar yang paling sering ditemui disertakan. Bahkan, konfigurasi apa pun yang tidak terdaftar mungkin akan menjadi beberapa variasi dari yang muncul di tabel, jadi setidaknya, daftar akan memberikan beberapa wawasan tentang level apa yang diharapkan seharusnya dan jalur mana yang mungkin akan menghasilkan persamaan yang diinginkan.
5. Percobaan [kembali]
a) Prosedur [kembali]
- Buka Proteus dan buat proyek baru.
- Buka lembar skematik.
- Pilih dan tambahkan komponen dari Components Library.
- Tempatkan komponen di lembar skematik.
- Hubungkan komponen menggunakan Wire Tool.
- Tambahkan sumber daya (seperti baterai atau power supply).
- Simpan proyek.
- Buka mode simulasi dan jalankan simulasi untuk menguji rangkaian.
- Analisis hasil simulasi dan buat penyesuaian jika diperlukan.
- Simpan kembali proyek setelah selesai.
b) Rangkaian simulasi [kembali]
1. Rangkaian 1
Prinsip Kerja : Transistor berfungsi sebagai saklar atau penguat, tergantung pada konfigurasinya (NPN atau PNP). Saat tegangan diberikan ke basis transistor, arus kecil mengalir melalui basis ke emitor, memungkinkan arus yang lebih besar mengalir dari kolektor ke emitor. Resistor yang dihubungkan ke basis atau kolektor transistor berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir melalui transistor, mencegah kerusakan akibat arus berlebih. Pada saat simulasi di Proteus, Anda dapat mengamati bagaimana arus mengalir dan bagaimana transistor beralih antara keadaan aktif (on) dan non-aktif (off), sesuai dengan tegangan input yang diberikan.
2. Rangkaian 2
Prinsip Kerja : Transistor bekerja sebagai saklar atau penguat sinyal dalam rangkaian elektronik. Saat dihubungkan ke resistor dan osiloskop di Proteus, kita dapat mengamati bagaimana transistor mengendalikan arus yang mengalir melalui resistor. Ketika tegangan basis transistor diberikan (untuk transistor NPN, tegangan positif ke basis relatif terhadap emitor), transistor akan menjadi aktif dan memungkinkan arus mengalir dari kolektor ke emitor, melewati resistor. Dengan menghubungkan osiloskop ke titik yang tepat (misalnya, di kolektor atau basis), kita dapat melihat perubahan tegangan yang terjadi saat transistor beralih dari keadaan mati ke keadaan aktif. Osiloskop akan menampilkan gelombang tegangan yang menunjukkan bagaimana sinyal masukan (di basis) mempengaruhi sinyal keluaran (di kolektor), sehingga membantu dalam analisis dan pemahaman kinerja transistor dalam rangkaian tersebut.
3. Rangkaian 3
Prinsip Kerja : Transistor berfungsi sebagai sakelar atau penguat dalam rangkaian elektronik. Ketika dihubungkan ke resistor dalam sebuah rangkaian yang dirancang di Proteus, arus kecil yang mengalir ke basis transistor (melalui resistor basis) mengendalikan arus yang lebih besar yang mengalir dari kolektor ke emitor. Resistor basis membatasi arus basis untuk melindungi transistor dari kerusakan akibat arus yang berlebihan. Ketika arus basis cukup untuk mengaktifkan transistor, transistor akan berada dalam kondisi "on", memungkinkan arus mengalir melalui kolektor-emitor. Sebaliknya, jika arus basis tidak cukup, transistor akan dalam kondisi "off" dan menghalangi aliran arus kolektor-emitor. Simulasi di Proteus memungkinkan pengamatan langsung dari perubahan arus dan tegangan dalam rangkaian tersebut.
4. Rangkaian 4
Prinsip Kerja : Dalam simulasi Proteus, prinsip kerja transistor yang dihubungkan ke kapasitor dapat diilustrasikan melalui pengisian dan pengosongan kapasitor yang mengendalikan aliran arus melalui transistor. Ketika kapasitor terhubung ke basis transistor, perubahan tegangan pada kapasitor mempengaruhi arus basis dan, oleh karena itu, arus kolektor. Misalnya, jika kapasitor awalnya terisi dan mulai melepaskan muatan, tegangan basis akan turun, mengurangi arus basis dan arus kolektor, yang menyebabkan transistor beralih dari kondisi aktif (ON) ke kondisi non-aktif (OFF). Proses ini dapat digunakan dalam rangkaian seperti osilator, di mana pengisian dan pengosongan kapasitor secara berulang menghasilkan sinyal osilasi.
5. Rangkaian 5
Prinsip Kerja : Dalam Proteus, ketika sebuah resistor dihubungkan ke kapasitor, prinsip kerjanya mengikuti hukum dasar rangkaian RC (Resistor-Capacitor). Ketika tegangan diterapkan pada rangkaian RC, kapasitor akan mulai mengisi muatan melalui resistor. Pada awalnya, arus yang mengalir besar karena kapasitor belum terisi, namun seiring waktu, arus akan menurun secara eksponensial sesuai dengan konstanta waktu τ (tau) yang didefinisikan sebagai hasil kali dari nilai resistor (R) dan kapasitor (C), τ = RC. Ketika kapasitor mencapai kapasitas penuh, tegangan pada kapasitor akan sama dengan tegangan sumber, dan arus melalui resistor menjadi nol. Proses ini dapat diamati dalam simulasi Proteus dengan melihat tegangan dan arus yang berubah seiring waktu menggunakan alat pengukur atau osiloskop yang tersedia di dalam perangkat lunak.
6. Rangkaian 6
Prinsip Kerja : Dalam Proteus, ketika sebuah resistor dihubungkan ke kapasitor, tegangan yang diterapkan menyebabkan kapasitor mengisi muatan melalui resistor. Awalnya arus besar, tetapi berkurang secara eksponensial saat kapasitor terisi, hingga akhirnya arus menjadi nol. Perubahan tegangan dan arus ini dapat diamati menggunakan alat pengukur atau osiloskop di Proteus.
7. Rangkaian 7
Prinsip Kerja : Dalam Proteus, ketika sebuah resistor dihubungkan ke kapasitor, rangkaian ini membentuk rangkaian RC (Resistor-Capacitor) yang mendemonstrasikan perilaku pengisian dan pengosongan kapasitor. Ketika tegangan diterapkan pada rangkaian ini, kapasitor mulai mengisi muatan melalui resistor. Pada awalnya, arus yang mengalir melalui resistor cukup besar karena kapasitor masih dalam keadaan kosong. Seiring waktu, muatan pada kapasitor meningkat, yang menyebabkan tegangan pada kapasitor juga naik. Karena tegangan pada kapasitor meningkat, arus yang mengalir melalui resistor mulai menurun secara eksponensial. Konstanta waktu τ (tau) dari rangkaian ini, yang didefinisikan sebagai hasil kali dari nilai resistor (R) dan nilai kapasitor (C), yaitu τ = RC, menentukan laju pengisian kapasitor. Semakin besar nilai resistor atau kapasitor, semakin lambat proses pengisian. Setelah kapasitor terisi penuh, tegangan pada kapasitor akan mencapai tegangan sumber dan arus melalui resistor akan menjadi nol. Perubahan tegangan dan arus selama proses ini dapat diamati dan dianalisis menggunakan alat pengukur seperti voltmeter dan osiloskop yang tersedia dalam Proteus, yang memberikan visualisasi dinamis dari perilaku rangkaian.
8. Rangkaian 8
Prinsip Kerja : Ketika sebuah resistor dihubungkan ke kapasitor dalam simulasi Proteus, prinsip kerja rangkaian ini berkaitan dengan karakteristik pengisian dan pengosongan kapasitor. Ketika tegangan diterapkan, arus mengalir melalui resistor dan mulai mengisi kapasitor. Karena adanya resistor, pengisian kapasitor tidak terjadi secara instan, melainkan secara eksponensial sesuai dengan konstanta waktu (τ) yang dihitung sebagai produk dari resistansi (R) dan kapasitansi (C). Semakin besar nilai resistor, semakin lambat pengisian kapasitor. Saat tegangan sumber dihilangkan, kapasitor akan mulai melepaskan muatannya kembali melalui resistor, lagi-lagi dengan pola eksponensial. Proses ini dapat diamati dan dianalisis dalam Proteus dengan menjalankan simulasi dan menggunakan alat ukur virtual seperti voltmeter dan osiloskop untuk memantau tegangan pada kapasitor seiring waktu.
c) Video Simulasi [kembali]
6. Download File [kembali]
Komentar
Posting Komentar